Rabu, 19 September 2012

Murdani Tulqadri, 105104043


Murdani Tulqadri
105 104 043

Pantun:
Jalan-jalan ke rumah Murdani
Lihat angsa makan parang
Jangan malu jadi petani
Toh ia memberi makan semua orang

Syair:

Sebut Saja Ia "Manusia"

Ah… ia bernama manusia
Rupawan cantik nan indah
Namun hati siapa sangka
Baik dan bringas tak terduga

Dunia tertawa akhirat terluka
Lalu engkau bertanya, mengapa?
Yah, inilah manusia
Makhluk yang hanya sibuk dengan dirinya
Sibuk terhadap alat khitannya
Sibuk terhadap perutnya
Tertipu oleh dunia
Dan takut akan kematiannya
Sehinggah di akhirat ia berkata
Andai dahulu aku jadi tanah

Adapun manusia yang menjual dunianya
Dan Tentu itu pasti untuk akhiratnya!
Di dunia bagai menggenggam api dan barah
Menjadi orang asing tak dikenal siapa dia
Malam ia habiskan untuk Tuhannya
Siang ia habiskan untuk puasa
Menjaga perutnya
Menjaga alat khitannya
Menceraikan dunianya
Dan bersiap untuk kematiannya
Di akhirat mereka di sapa
Salam sejahtera wahai para penghuni surga!

Dunia fana akhirat kekal selamanya
Hingga terbentang jalan bercabang dua
Bercinta dengan dunia dan sesal di akhiratnya
Ataukah….
ceraikan dunia dan nikmat di akhiratnya!
semua bergantung padamu wahai manusia…

20 September 2012





Tidak ada komentar:

Posting Komentar