Murdani
Tulqadri
105 104
043
Pantun:
Jalan-jalan ke rumah Murdani
Lihat angsa makan parang
Jangan malu jadi petani
Toh ia memberi makan semua orang
Syair:
Sebut Saja Ia "Manusia"
Ah… ia bernama
manusia
Rupawan cantik nan
indah
Namun hati siapa
sangka
Baik dan bringas tak
terduga
Dunia tertawa
akhirat terluka
Lalu engkau
bertanya, mengapa?
Yah, inilah manusia
Makhluk yang hanya
sibuk dengan dirinya
Sibuk terhadap alat
khitannya
Sibuk terhadap
perutnya
Tertipu oleh dunia
Dan takut akan
kematiannya
Sehinggah di akhirat
ia berkata
Andai dahulu aku
jadi tanah
Adapun manusia yang
menjual dunianya
Dan Tentu itu pasti
untuk akhiratnya!
Di dunia bagai
menggenggam api dan barah
Menjadi orang asing
tak dikenal siapa dia
Malam ia habiskan
untuk Tuhannya
Siang ia habiskan
untuk puasa
Menjaga perutnya
Menjaga alat
khitannya
Menceraikan dunianya
Dan bersiap untuk
kematiannya
Di akhirat mereka di
sapa
Salam sejahtera
wahai para penghuni surga!
Dunia fana akhirat
kekal selamanya
Hingga terbentang
jalan bercabang dua
Bercinta dengan
dunia dan sesal di akhiratnya
Ataukah….
ceraikan dunia dan
nikmat di akhiratnya!
semua bergantung
padamu wahai manusia…
20 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar